HAZID RISK ASSESSMENT AND JSEA PROCEDURER
Sebelum memulai sebuah pekerjaan, Manajemen proyek dan personil pengawas harus melakukan penilaian resiko di semua tempat kerja di mana bahaya di identifikasi. Berikut ini adalah berbagai metode yang di miliki dengan tujuan yang sama dalam mengidentifikasi potensi bahaya dan menilai risiko dari pekerja, lokasi, peralatan dan lingkungan kerja.
Tujuan dari penilaian risiko adalah untuk memberikan tanggung jawab dan pengawasan manajemen lini untuk menerapkan teknik yang tepat dan dapat di terima dalam manajemen risiko.
Pengorganisasian tim Risk Assessment
Tim penilaian risiko terdiri dari personil yang berpengalaman yang relevan. Pemimpin tim harus memiliki pengalaman dan pelatihan yang di perlukan dalam melakukan penilaian risiko. Tim yang di bentuk terdiri dari Manajer, pengawas dan supervisor yang memiliki tanggung jawab untuk melakukan penilaian risiko. Mereka bertanggung jawab untuk tugas dalam hal produksi, kualitas, biaya, keselamatan dan faktor-faktor lain.
Setiap anggota tim harus di berikan kesempatan untuk mempersiapkan dirinya dalam melakukan penilaian risiko, dan di lengkapi dengan prosedur yang relevan, gambar, desain dan tata letak.
Berkoordinasi dengan tim HSE tentang ruang lingkup penilaian risiko dan melibatkan dalam tim jika dianggap perlu.
Kriteria yang di terima
Kriteria mengungkapkan tingkat risiko yang di hitung dengan memanfaatkan konsekuensi dan kemungkinan terbesar (Consequences and Likelyhood = Risk rating (Level) dengan menggunakan penilaian sebagai berikut :
Konsekuensi kemungkinan ( Likelyhood Consequences )
Nilai keparahan ( Severity Value ) harus di gunakan ketika menghitung risiko
Severity Level 1:
- Risiko kematian
- Risiko tumpahan limbah cair berbahaya bagi lingkungan melebihi 200 liter
- Risiko kerusakan material atau biaya kerugian lebih dari US$ 10,000
Severity Level 2:
- Risiko cedera pada personil yang berakibat jangka panjang atau cacat permanen
- Risiko tumpahan limbah cair berbahaya dari lingkungan antara 100 dan 200 liter
- Risiko kerusakan material atau biaya kerugian antara US$ 5,000 dan US$ 10,000
Severity Level 3 :
- Risiko cedera berat ( Los time accident / injury )
- Risiko tumpahan libah cair berbahaya dari lingkungan antara 50 dan 100 liter
- Risiko kerusakan material atau biaya kerugian antara US$ 1,000 dan US$ 5,000
Severity Level 4 :
- Risiko cedera pada personil yang memerlukan perawatan medis ( Medical Treatment ) dan pembatasan bekerja ( Restricted work )
- Risiko tumpahan limbah cair berbahaya dari lingkungan antara 10 dan 50 liter
- Risiko kerusakan material atau biaya kerugian antara US$ 500 dan US$ 1,000
Severity Level 5 :
- Risiko cedera pada personil yang memerlukan pengobatan pertolongan pertama ( First Aid Treatment ) dan risiko minimal.
- Risiko tumpahan limbah cair berbahaya dari pencemaran lingkungan kurang dari 10 liter
- Risiko kerusakan material atau biaya kerugian dengan nilai kurang dari US$ 500
Kemungkinan kejadian berulang ( Probable Requrrence )
Nilai kemungkinan kejadian yang berulang harus di gunakan ketika menilai risiko
- Severity Level 1 : Kemungkinan atara 1 sampai 14 hari
- Severity Level 2 : Kemungkinan atara 14 sampai 6 bulan
- Severity Level 3 : Kemungkinan atara 6 sampai 12 bulan
- Severity Level 4 : Kemungkinan antara 1 sampai 5 tahun
- Severity Level 5 : Kemungkinan lebih dari 5 tahun
Menentukan tingkat risiko ( Determining the risk level )
Tabel di bawah ini merangkum konsekuensi kemungkinan dan kemungkinan probabilitas sebagai mana dimaksud diatas.
Kemungkinan terbesar dari kerugian di tentukan dengan terlebih dahulu melakukan penilaian atas nilai konsekuensi yang paling kemungkinan ( 1 sampai 5 ) diatas, dan di sajikan dalam bentuk tabel dari sisi kiri, dan Nilai Probabilitas ( 1 sampai 5 ) di sajikan secara horizontal di bagian atas tabel.
Qualitative Risk Analysis Matrix - Level of Risk
Menentukan Rating Risiko ( Determine Risk Rating )
Menentukan Rating Risiko ( Determine Risk Rating )
Berisiko tinggi ( High Risk )
Pada area berisiko tinggi, di tandai warna hitam pada tabel diatas menunjukkan bahwa risiko tidak dapat di terima, bahwa operasi / tindakan harus di hentikan, melakukan rekayasa ulang untuk mengurangi risiko.
Situasi dapat terjadi di mana kemungkinan hasil dari area hitam ke area abu-abu tidak dapat di kurangi. Dalam hal kasus seperti ini, seluruh kegiatan operasional harus menyediakan tindakan pengendalian yang mungkin telah di identifikasi dan di implementasikan dengan menggunakan prinsip As low as Reasonable Practicable (ALARP) dan orang yang bertanggung jawab terhadapa operasional tersebut menyadari akan risiko yang ada.
Risiko Medium ( Medium Risk )
Risiko menengah di tandai dengan warna abu-abu dalam tabel di atas yang dapat di terima namun standar desain dan prosedur harus di tingkatkan untuk meminimalkan risiko dan semua personil yang terlibat dalam pekerjaan tersebut harus terbiasa dengan semua potensi bahaya dan risiko yang ada sebelum di mulainya operesional pekerjaan.
Risiko Rendah ( Low Risk )
Wilayah yang memiliki risiko tidak begitu serius, di tandai dengan tidak ada warna pada tabel di atas menunjukkan bahwa risiko dapat di terima.
Penilaian risiko dan Hazid Tehnik ( Risk Assessment and Hazid Techniques )
Secara umum, akatifitas kerja konstruksi di minta untuk melakukan penilaian risiko generik melalui urutan yang logis dan terperinci seperti contoh di bawah ini. Penilaian risiko generik biasanya di sebut Risk Assessment Level 1 yang akan di siapkan untuk semua kegiatan operasional.
Semua Prosedur yang di hasilkan harus mencakup penilaian risiko generik ( generic risk assessment ) yang dapat di masukkan sebagai lampiran prosedur.
Hasil Penilaian risiko generik akan di terima dan di kaji oleh Manajer dan Supervisor yang terlibat, termasuk JSEA sebagai metode tambahan.
Keterangan / Description
Berikut langkah sebagai contoh mengenai daftar bahaya yang di identifikasi di tempatk kerja.
Langkah 1
Mengidentifikasi bahaya yang terkait dengan:
- Tergelincir / tersandung / bahaya terjatuh
- Api / ledakan
- Kimia / pencemaran / kontaminasi
- Benda jatuh
- Memindahkan bagian mesin
- Semburan bahan ( welding / grinding )
- Tekanan ( Vacum )
- Listrik
- Bekerja di ketinggian
- Kebisingan
- Debu
- Uap
- Kehilangan posisi
- Penanganan secara manual
- Kekurangan pencahayaan
- Suhu rendah / tinggi
- Sesak nafas ( kekurangan oksigen )
- Radiasi
- Getaran
Selain itu, dampak lingkungan yang harus di pertimbangkan dalam identifikasi bahaya meliputi :
Rilis ke Atmosfer:
- Pemadam kebakaran Halon
- NDT penetran kering
- Bahan gas ( oksigen, acetylene, LPG )
- Inert Gas ( Nitrogen, Argon )
- Radiasi
- Open flame
- Asap
- Grit blasting operation
- Painting & welding fumes
Rilis pada Air:
- Sistim Drainase
- Tanki penyimpanan bahan bakar
- Daerah pengumpulan sampah
Bahan limbah:
- Sisa baja
- Produk cat
- Kayu
- Baterai
- Kertas
- Limbah umum
Penggunaan bahan baku dan sumber daya:
- Pembangkit listrik
- Konsumsi air
Gangguan / masalah lainnya:
- Noice
- Ultra violet dari welding / cutting
Langkah 2
Siapa / apa yang mungkin di rugikan:
- Personil baru tempat kerja
- Staf kantor
- Visitor
- Operator
- Anggota masyarakat
- Material, peralatan
- Lingkungan hidup
Berikan perhatian khusus pada:
- Staf penyandang cacat
- Pengunjung
- Staf berpengalaman
- Pekerja
Langkah 3
- Apakah risiko telah di kendalikan secara memadai ?
- Apakah tindakan pencegahan telah di ambil dari bahaya yang terdaftar ?
- Adakah informasi yang memadai dan instruksi pelatihan ?
- Sistim yang memadai atau prosedur ?
Jika demikian, maka risiko dapat di kendalikan dengan baik, namun perlu untuk menunjukkan tindakan pencegahan yang di miliki di tempat kerja.
Langkah 4
Apa tindakan lebih lanjut yang di perlukan untuk mengendalikan risiko ?
Prioritas harus di berikan kepada risiko yang mempengaruhi orang banyak dan atau dapat mengakibatkan cedera serius.
Prinsip-prinsip di bawah ini harus di terapkan ketika mengambil tindakan lebih lanjut, dan jika memungkinkan dengan urutan sebagai berikut :
- Hapus risiko sepenuhnya
- Cobalah pilih yang kurang berisiko
- Cegah akses terhadap bahaya ( dengan menjaga )
- Mengatur pekerjaan untuk mengurangi paparan bahaya
- PPE ( sebagai upaya terakhir untuk mengurangi risiko )
Langkah 5
Kriteria penerimaan risiko:
Dalam rangka untuk membuat penggunaan sumber daya terbaik, metode peringkat bahaya dalam urutan kritis yang di kembangkan, kriteria penerimaan risiko di jelaskan dalam bagian 6.
Langkah 6
Dalam rencana pengadaan mesin-mesin baru, zat dan prosedur akan di perkenalkan dalam menilai bahaya baru maupun peningkatan bahaya. Jika ada perubahan yang signifikan, penilaian harus mempertimbangkan pada bahaya baru. Dalam kasus apapun penilaian kembali adalah praktik yang baik untuk meninjau penilaian dari waktu ke waktu. Namun hal ini tidah harus di lakukan pada setiap perubahan yang tidak signifikan untuk setiap pekerjaan yang baru, tetapi ketika pekerjaan yang baru memperkenalkan bahaya signifikan atau ketika pekerjaan itu tidak melibatkan personil yang sebelumnya.
JOB SAFETY ENVIRONMENTAL ANALYSISI (JSEA)
Setelah menilai risiko dan dampak lingkungan terhadap aspek pekerjaan yang memiliki potensi bahaya, langkah penting selanjutnya adalah memecah pekerjaan menjadi langkah-langkah dasar, memberikan rencana aksi untuk meminimalkan risiko kerusakan dan dampak terhadap lingkungan. JSEA menggambarkan urutan tindakan dan instruksi yang di perlukan untuk melakukan pekerjaan dengan keamanan secara maksimal.
Langkah-langkah dasar dalam mempersiapkan JSEA
- Pilih pekerjaan yang akan di analisa
- Memecah pekerjaan menjadi langkah-langkah yang berurutan
- Mengidentifikasi bahaya, potensi kecelakaan dan aspek lingkungan yang berdampak pada setiap langkah kerja
- Mengembangkan dan menjelaskan cara untuk menghilangkan, mengontrol atau mengurangi tingkat keparahan, melindungi pekerja dari bahaya dan pencemaran terhadap lingkungan.
Memilih pekerjaan untuk JSEA
Prioritas dalam pembuatan JSEA dalam memilih pekerjaan adalah:
- Pekerjaan yang memiliki frekuensi tinggi terhadap insiden
- Setiap pekerjaan untuk tingkat keparahan yang tinggi
- Setiap pekerjaan yang berpotensi tinggi yang berdampak pada kerusakan parah
- Pekerjaan baru atau berganti pekerjaan yang berisiko sangat tinggi
Program JSEA
- Buat daftar semua pekerjaan
- Urutkan dan tentukan pekerjaan yang harus di analisis ( Risiko tinggi - prioritas yang lebih tinggi )
- Siapkan jadwal dan program
- Melakukan analisis masing-masing pekerjaan sesuai dengan prosedur standar
- Tinjau masing-masing analisis dengan pekerja yang terlibat / sedang berlangsung
- Mengubah analisis yang di perlukan
- Menyimpan salinan untuk tujuan Induction, Pelatihan, dan Audit metode kerja
Form JSEA
Menggunakan form yang memiliki empat langkah sederhana sebagai berikut:
- Memecah pekerjaan menjadi langkah-langkah sederhana
- Catat setiap langkah kerja yang memiliki cukup potensi bahaya yang dapat menyebabkan cedera
- Terhadap setiap langkah kerja, catat tindakan atau instruksi yang di perlukan untuk menghindari cedera
- Pastikan setiap tindakan dan instruksi tersebut di ketahui oleh pekerja yang terlibat dalam pekerjaan
- ISO 14001 : 2004, Clause 4.3.1 Environmental Aspect
- OHSAS 18001 : 2007, Clause 4.3.1 Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control
- Undang-undang No. 01 Tahun 1970 Tentang keselamatan kerja
- Undang-undang no. 18 Tahun 1999 Tentang jasa konstruksi
- Permen No. Per.01/MEN/1980 tentang K3 pada konstruksi bangunan pasal 12-17
- SKB Kep. 174 MEN 1986 Tentang K3 pada tempat kegiatan konstruksi
- SK Dirjen Pembinaan Pengawasan ketenagakerjaan Depnakertrans RI No. Kep. 20/DJPPK/VI/2004 tentang sertifikasi kompetensi K3 bidang konstruksi bangunan
0 komentar:
Post a Comment